Senin, 25 Maret 2013

MUHAMMADIYAH ( historis, ideologi, dan tujuan didirikanya)

Segala puji dan syukur yang hakiki milik Allah semata, yang melimpahkan kasih dan sayang-Nya untuk seluruh umat dan alam semesta. Shalawat dan salam teruntuk manusia pilihan ilahi, Muhammad saw., yang dengan perjuanganya telah mengantarkan kita menjadi umat pilihan, yang terakhir untuk seluruh umat manusia demi menuju ridha-Nya
  • Apakah Muhammadiyah itu ?
Muhammadiyah adalah Persyarikatan yang merupakan gerakan islam. maksud gerakan adalah dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar. Pada bidang yang pertama terbagi 2 golongan ; kepada yang telah islam bersifat pembaharuan ( tajdid), yaitu : mengembalikan kepada ajaran -ajaran islam yang murni, yang kedua kepada yang belum islam, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu di laksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata mata.
Dengan melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar  dengan caranya masing masing yang sesuai. Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuanya, yaitu : terwujudnya masyarakat utama adil dan makmur yang di ridhai Allah swt
  • Latar belakang berdirinya.
Berdirinya Muhammadiyah tidak dapat lepas dari pribadi pendirinya yaitu KH Ahmad Dahlan. Oleh karena itu sebelum mempelajari lebih jauh tentang Muhammadiyah, kiranya perlu mengenal siapa dia? bagaimana pokok pemikiran dan perspektif keagamanya?
    KH Ahmad Dahlan di lahirkan di Kauman Yogyakarta tahun 1285 H /1869 M. Ayahandanya bernama KH.Abu Bakar, seorang khatib Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta. Bila silsilah nya di rumus lebih jauh, maka di temukan keterangan bahwa ia adalah keturunan Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada 8 April 1418 M , yang di semayamkan di Gresik.
    Dilihat dari latar belakang pendidikanya, KH Ahmad Dahlan dapat di katakan tidak pernah memasuki sekolah secara formal. lalu di mana perspektif keagamaan dan wawasan keilmuan yang di milikinya ia peroleh? Perspektif keagamaan dan keilmuan nya sebagian besar merupakan hasil otodidaknya di bawah asuhan ayahandanya, sahabat, dan para saudara saudaranya. Menjelang dewasa, Kyai belajar ilmu fiqih kepada KH.Muhammad Shaleh, dan belajar ilmu nahwu kepada KH.Muhsin dan seorang guru lain, yaitu KH.Abdul Hamid, sementara itu, keahlianya dalam ilmu falaq di peroleh dari berguru kepada KH.R.Dahlan ,salah seorang putra Kyai Termas. Sedangkan ilmu hadits yang di kuasainya di peroleh dari KH.Mahfud dan Syeikh Khayat
  • Tujuan didirikanya Muhammadiyah
Sebagaimana organisasi lainya, Muhammadiyah didirikan dengan membawa tujuan misi tertentu. bila di cermati tujuan persyarikatan Muhammadiyah selalu nmengalami perubahan. pada awal berdirinya th.1912 misalnya,rumusan tujuan Muhammadiyah berbeda dengan rumusan tujuan Muhammadiyah pada th.1986
Stauten pertama kali adalah :
- Menyebarkan pengajaran agama Kanjeng Nabi Muhammadiyah saw kepada penduduk bumi putera dalam residensi Yogyakarta
- Memajukan hal agama kepada anggota-anggota nya
Kemudian pada tahun 1921 berubah menjadi :
- Memajukan dan menggembirakan pengajaran pengajaran agama islam di Hindia Nederland
- Memajukan dan menggenbirakan cara kehidupan sepanjang kemauan agama islam kepada lid-lid nya (segala sekutunya)
Pada tahun 1950 mengalami perubahan lagi yaitu :
” Memajukan dan menjunjung tinggi agama islam,sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenarnya”
Perubahan terakhir terjadi di sebabkan oleh lahirnya UU No.8 thy 1985 yang menyesuaikan nilai pancasila.
Rumusan tujuanya di cantumkan dalam pasal.2 ayat 1 pada Muktamar ke-41 di Solo di bawah judul Nama, identitas dan kedudukan , berbunyi ; adalah gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah islam dan bersumber al-Qur’an dan sunnah
Sementara itu, Pasal3 tentang maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah merupakan definisi operasional dari asas pancasila dan dipahami sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa yang berinti Tauhid : Keimanan kepada Allah swt, Adapun maksud dan tujuan Muhammadiyah hasil keputusan Muktamar ke-41 Solo adalah : “Menengakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat utama,adil dan makmur yang di ridhai Allah Subhanahu Wata ala.
http://davidtriyadi.wordpress.com/2011/05/31/muhammadiyah-historis-ideologi-dan-tujuan-didirikanya/

kemuhammadiyahan

latar belakang berdirinya muhammadiyah
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Adapun makalah ini memberikan sedikit penjelasan tentang Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah. Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon berkenan para pembaca untuk memberikan saran / kritik yang membnagun demi perbaikan. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
PENDAHULUAN ………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 4
C. Tujuan……………………………………………………….. 4
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………….. 5
A. Pengertian Muhammadiyah……………………………….. … 5
B. Gagasan yang Melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah………………………………………….. ….
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………….
B. Saran dan Kritik………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
A. Latar Belakang
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H,bertepatan pada tanggal 18 November 1912, di kampung Kauman Yogyakarta.
Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan Islam di Indonesia. K.H. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sejak pertama didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi yang bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
Hasil pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang dilakukan secara mendalam dan sungguh-sungguh tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan yang merupakan operasionalisasi dan pelaksanaan dari hasil pemahaman dan pemikirannya terhadap ajaran Islam. Di Indonesia lahir beberapa organisasi atau gerakan islam, diantaranya adalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka, dan organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik,social dan pendidikan.
Muhammadiayah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahan dan membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan Muhammadiyah di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya di bidang pendidikan dan dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi terbesar di Indonesia maka sangat menarik jika kita lebih mendalami untuk mengerti tentang bagaimana sebenarnya latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan apa saja yang melatarbelakangi pendiriannya, sehingga sampai saat ini masih bisa tetap terjaga eksistensinya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar di Indonesia.
C. Tujuan
Tujuan penyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Kemuhammadiyahan Kelompok 1 yang diberikan oleh Dosen pembimbing mata kuliah Kemuhammadiyahan dengan tema “LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH”. Disamping itu juga kelompok 1 ingin mengetahui tentang bagaimana muhammadiyah didirikan dan apa yang menjadi faktor yang melatarbelakangi berdirinya muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia,karena Muhammadiyah aktif dalam pergerakan masyarakat baik itu dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang kesehatan. Adapun arti dari Nama Muhammadiyah dapat ditinjau dari dua segi yaitu berdasarkan arti etimologis ( bahasa ) dan arti terminologis ( istilah ).
1. Arti Etimologis ( bahasa )
Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad” yaitu seorang Nabi Atau Rasul yang menjadi tauladan bagi umat manusia pada akhir zaman,atau merupakan Nabi dan Rasul terakhir. Sedangkan “iyah” berarti menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti pengikut ( umat ) Muhammad. Siapapun yang menyakini bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, maka semua orang yang beragama Islam merupakan orang Muhammadiyah tanpa dilihat dari perbedaan cara pandang organisasi ataupun yang lainnya.
2. Arti Terminologis ( istilah )
Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam , Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar , berdasarkan asas Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunah yang didirikan oleh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912 M di Kampung Kauman Yogyakarta.
B. Gagasan Yang Melatarbelakangi Berdirinya Muhammadiyah
Umat Islam sebelum terbentuknya Muhammadiyah masih percaya pada hal- hal yang mistik, seperti pemberian sesajen pada benda-benda atau tempat yang dianggap keramat. Bahkan sampai sekarang hal- hal seperti itu masih ada, seperti yang kita lihat didaerah Lombok, ada seorang yang menganggap bahwa foto Tuan Guru dapat membantunya terlepas dari nasib buruk. Dan banyak sekali ajaran-ajaran yang dicampur dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan agama, seperti yang kita lihat di dalam Film Sang Pencerah. Sebuah keluarga yang memberikan sesajen ke pohon besar, sesajen tersebut diambil oleh seseorang sehingga keluarga tersebut merasa senang karena beranggapan bahwa sesajennya telah diterima oleh Allah swt.
Dari cerita diatas dapat dikatakan bahwa agama yang disiarkan pada saat tersebut masih disisipkan sebuah perbuatan yang secara langsung dilarang dalam Kitabullah dan Sunnah Rasullullah.
K.H. Ahmad Dahlan sebelum membentuk perkumpulan Muhammadiyah terlebih dahulu pergi memdalami ilmu agama ke Kota Suci Makkah sekaligus melaksanakan ibadah haji yang kedua kali pada tahun1903. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang, juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di kota suci Mekkah dan bacaan atas karya- karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri K.H. Ahmad Dahlan. Jadi sekembalinya dari Mekkah, K.H. Ahmad Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan.
Benih kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi K.H. Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan K.H. Ahmad Dahlan, yakni R.Budihardjo dan R.Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa K.H. Ahmad Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis K.H. Ahmad Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat K.H. Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” ( kegiatan K.H. Ahmad Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam ) yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah K.H. Ahmad Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”.
Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” ( Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912 ), yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya ialah “menyebarkan pengajaran agama Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk nusantara di dalam residensi Yogyakarta, dan memajukan hal agama kepada anggota-anggotanya.”
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. K.H. Ahmad Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan ciri- ciri yang khas, memiliki cita- cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid ( pembaruan ) yang meliputi aspek-aspek tauhid ( ‘aqidah ), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang asli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.
Pembaruan Islam yang cukup mendasar dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Maun merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Umum (PKU). karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min Allah” ( hubungan dengan Allah SWT ) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal” yang khas dari K.H. Ahamad Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan pertemuan anggota ( sekali dalam setahun ), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering ( persidangan umum ).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebarluas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.
2. Saran dan Kritik
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Latar belakang berdirinya Muhammadiyah “, kami dari kelompok 1 menyadari bahwa masih banyak kesalahan sehingga belum sempurnanya makalah kami. Maka kami harap kritik dan saran yang membangun dari Dosen pembimbing dan saudara-saudari khususnya kelas A semester IV Program studi Bahasa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
1.Nafi’ah, Siti.2011. “Ide Dasar/Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah”.
2.http://aminsutrajabe.wordpress.com/2011/11/22/latar-belakang-berdirinya-muhammadiyah/

Rabu, 19 September 2012

TEORI ADAPTASI SISTER CALISTA ROY


A. Model Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ),
1. Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi .
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan subsistem.
a) Subsistem regulator.
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.
b) Subsistem kognator.
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.
Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator subsistem diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon secara positif. Untuk subsistem kognator, Roy tidak membatasi konsep proses kontrol, sehingga sangat terbuka untuk melakukan riset tentang proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan dari konsep adaptasi Roy. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1)      Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2)      Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3)      Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4)      Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5)      Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991)
b. Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1)      The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas
2)       The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
c. Mode Fungsi Peran
Mode fungsi peran mengenal pola –pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
d. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
3. Output.
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.
B. Paradigma Keperawatan
Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : 1) Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan 2) Konsep lingkungan 3) Konsep sehat dan 4) Keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “ Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok “(Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.
3. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming an integrated and whole person” (Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 261). Integritas individu dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.
4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.
 
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/teori-keperawatan-adaptasi-sister.html
 
 
 
 
 

Ilmu Keperawatan Dasar 2



Teori of nursing system
-wolly compensatory system---> bantuan penuh
-partly compensatory system ---> bantuan sebagian
-supportive edukatif system---> bantuan inovasi

Self Care
model konseptual
1.Self Care
-Basic conditional Factor
-Self Care Demand

2.Self Care Defisit
-Universal
-Development
-Healty Devasi

3.Teori Sistem Keperawatan
-wolly compensatory system---> bantuan penuh

-partly compensatory system ---> bantuan sebagian
-supportive edukatif system---> bantuan inovasi

Nolla .J Pender
-Promosi kesehatan 1982--->
direfisi 1996

~model yang dikembangkan
>individu karakteristik dan pengalaman
>prilaku spesifik
>prilaku hasil

individu selalu mencari cara untuk mengekspresikan potensi kesehatan mereka yang berbeda satu sama lain dalam menjalani kehidupan.















Senin, 17 September 2012

Ilmu Keperawatan Dasar 1

zaman purbakala ----> mother instink
zaman keagamaan
zaman masehi ---> deaconnes
                             perkembangan sejarah
                             perawat dunia islam
permulaan abad XVI ---> pekerjaan perawat
                                         mendapat gaji yang paling rendah
                                         orientasi agama berubah menjadi kekuasaan
masa sebelum perang dunia 2
 -florence nursing school  (1820-1910
pembaharuan dalam keperawatan florence nursing school
florence nightingale telah berpendapat bahwa
-perlu persiapan pendidikan yang berlainan bagi perawat
-perlu diperhatikan bahwa harus ada perubahan

tahun 1950-1980-an
bachelor dimulai tahun 1919,
tahun 1955 (pada hakikatnya keperawatan menyangkut pada empat hal
-nursing at the patient
-nursing to the patient
-nursing for the patient
-nursing with the patient

untuk memperoleh pengakuan sebagai profesi menurut taylor c,etal.(1997)
keperawatan harus memiliki
a.perumusan body of knowledge yang baik
b.berorientasi pada pelayanan yang kuat
c.pengakuan keahlian oleh sebuah kelompok propesional
d.kode etik
e.organisasi profesi yang menetapkan standar
f.pengembangan diri secara terus menerus
g.otonom

contenporary
-perawat melalui program pendidikan
-spesialisasi keperawatan
-lisensi keperawatan